WIDGET

Get this widget

Sabtu, 09 Juni 2012

Sejarah Buah Pisang


Pisang adalah tanam buah berupa herba yang dipercayai berasal dari kawasan di Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama Islam (termasuk Indonesia). Kemudian tanaman ini disebarkan ke Afrika Barat (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Sebenarnya tanaman pisang yang dibudidayakan untuk diambil manfaatnya bagi kesejahteraan hidup manusia ini berasal dari herba berumpun yang hidupnya menahun. Jenis-jenis tanaman pisang di Indonesia jumlahnya mencapai ratusan.  Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.

Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
Perlu disadari, istilah "pisang" juga dipakai untuk sejumlah jenis yang tidak menghasilkan buah konsumsi, seperti pisang abaka, pisang hias, dan pisang kipas.

Pisang juga merupakan suatu bisnis besar di daerah beriklim teropis di seluruh dunia. Sepanjang sejarah, tanaman itu telah digunakan untuk memasak, pengobatan, pakaian, kertas dan bahkan bahan bangunan. Saat ini perkembangbiakan hasil bumi untuk perdagangan ini telah bisa ditelusuri melalui kebudayaan-kebudayaan kuno di Asia Tenggara. 

Sejarah Pisang juga dipercaya berasal dari Malaysia sekitar 4000 tahun yang lalu. Selanjutnya berkembang ke seluruh dunia, meliputi daerah tropis dan subtropis diantaranya Indonesia dan India, perkembanganya tersebut di sebarkan oleh tentara Alexander 327 SM. Pisang diperkenalkan ke Afrika oleh pedagang Arab kemudian dibawa oleh tentara Portugis pada tahun 1482 ke Amerika dan akhirnya tempat-tempat yang ada di Amerika diantaranya Kosta Rika, Meksiko, Ekuador dan Brasil terkenal sebagai penghasil pisang terbesar. Pisang sudah dimanfaatkan sebagai obat tradisional di India dan Persia kuno dan dianggap sebagai buah kehidupan Karena Kandungan kalium yang cukup banyak terdapat dalam buah ini mampu menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, dan memperlancar pengiriman oksigen ke otak.

Para peneliti menggunakan ujian keturunan, penemuan arkeologi dan data linguistik untuk menguraikan asal usul tanaman pisang ini. Penemuan mereka diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences [Laporan Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional] bulan Juli 2011.

Data genetik dari tanaman pisang saat ini mengungkapkan adanya penyilangan jenis yang tidak mungkin terjadi tanpa campuran tangan manusia, begitu menurut penelitian ini. Pertukaran di antara kebudayaan-kebudayaan di bangsa-bangsa kepulauan di Asia and dan Pasifik, termasuk pemindahan jenis tanaman pisanglah yang menyebabkan adanya penyilangan.

Para peneliti menentukan asal tanaman tersebut dari pulau New Guinea, dimana sisa-sisa benih dan daun pisang ditemukan di situs arkeologi. Dari sana, para ahli bahasa membantu menggambarkan perjalanan buah tersebut. Di seluruh Asia Tenggara dan Melanesia, para peneliti menemukan ada 1.100 nama pisang. Namun, mereka menemukan bahwa nama-nama ini bisa dilacak menjadi empat kata dasar: muku, punti, qaRutay dan baRat.

“Sebuah tanaman yang dibudidayakan sering berpindah dengan namanya,” jelas para peneliti, “dan ketika tanaman ini diperbaharui secara budaya, namanya seringkali dipertahankan dalam bahasa penerima.” Misalnya, istilah “muku” muncul di New Guinea, dan jenis-jenisnya menyebar ke barat di sepanjang Indonesia. Istilah “qaRutay” sebaliknya, berasal dari Filipina, dan menyebar ke selatan ke Indonesia, barat ke daratan Asia dan timur ke New Guinea.

Jejak pisang ini yang diikuti oleh para peneliti dari timur ke barat juga menunjukan pemindahan kebudayaan, tutur Mark Donohue, seorang ahli bahasa di Universitas Nasional Australia yang terlibat dalam penelitian ini kepada The Telegraph dari India.

“ Kami tahu bahwa penduduk Madagaskar setidaknya adalah keturunan dari perpindahan manusia dari timur-ke-barat sekitar 1.200 tahun lalu. Kami juga mempunyai beberapa catatan orang-orang Jawa dan Malaysia berdagang dengan India sekitar 2.000 tahun lalu,” Donohue berkata kepada The Telegraph. “Ini bisa saja sebuah gerakan kecil dalam hal jumlah orangnya, tetapi ini sebuah perubahan besar dalam hal kebudayaan.”



1 komentar: